Kantor Rumah Ilmu

Somewhere on Earth.

Ruang Rapat Rumah Ilmu

Somewhere on the Earth.

Ruang Press Conference Rumah Ilmu

Somewhere on Earth.

PLBN Motaain

Kab Belu NTT

Ads

Jumat, 14 Maret 2025

Meningkatkan Literasi di Semua Generasi: Kunci Kemajuan Bangsa



Oleh 

Dr.drh.Petrus Malo Bulu,MVSc


Di era modern yang penuh dengan informasi, literasi bukan lagi sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga keterampilan memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi dengan bijak. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang memiliki tingkat literasi rendah, yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial. Oleh karena itu, meningkatkan literasi di semua generasi adalah suatu keharusan yang tidak bisa ditunda.

Literasi yang baik menjadi fondasi utama dalam membangun masyarakat yang cerdas dan berdaya saing. Generasi muda yang memiliki kemampuan literasi tinggi akan lebih siap menghadapi dunia pendidikan dan tantangan di masa depan. Sementara itu, bagi generasi dewasa, literasi yang baik memungkinkan mereka untuk lebih produktif dalam pekerjaan, lebih kritis dalam memahami informasi, serta lebih bijak dalam mengambil keputusan, termasuk dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menentukan arah politik dan kebijakan sosial.

Selain itu, dalam era digital ini, literasi tidak hanya terbatas pada membaca buku atau artikel, tetapi juga mencakup literasi digital, finansial, dan media. Kemampuan memilah informasi yang valid dari hoaks, mengelola keuangan dengan baik, serta memahami perkembangan teknologi menjadi semakin krusial. Tanpa literasi yang cukup, seseorang bisa dengan mudah terjebak dalam misinformasi, masalah finansial, atau bahkan tertinggal dalam kemajuan teknologi yang terus berkembang pesat.

Salah satu dampak nyata dari rendahnya literasi adalah meningkatnya konflik sosial, terutama yang berawal dari media sosial. Banyak pertengkaran atau perkelahian terjadi akibat kesalahpahaman informasi, provokasi, atau hoaks yang menyebar luas tanpa penyaringan. Masyarakat yang kurang memiliki literasi digital cenderung mudah terprovokasi oleh berita yang tidak akurat, yang pada akhirnya memicu perselisihan yang tidak perlu. Jika literasi media dan literasi digital ditingkatkan, masyarakat dapat lebih kritis dalam menyaring informasi dan menghindari konflik yang tidak berdasar.

Selain itu, penting untuk memahami bahwa literasi memiliki beberapa level:

  1. Literasi Dasar – Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
  2. Literasi Fungsional – Kemampuan menggunakan keterampilan membaca dan menulis dalam kehidupan sehari-hari, seperti memahami informasi di media, mengisi formulir, atau membaca petunjuk obat.
  3. Literasi Digital – Kemampuan memahami dan memanfaatkan informasi dari dunia digital secara bijak dan bertanggung jawab.
  4. Literasi Media – Kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan menafsirkan pesan yang disampaikan melalui berbagai media, termasuk media sosial.
  5. Literasi Finansial – Kemampuan mengelola keuangan dengan baik, memahami investasi, dan menghindari jebakan finansial.

Tingkatan literasi menurut para ahli berbeda-beda tergantung pada perspektif yang digunakan. Berikut beberapa tingkatan literasi menurut para ahli yang sering dijadikan referensi:

1. UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization)

UNESCO mendefinisikan literasi sebagai kemampuan individu untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, menciptakan, mengomunikasikan, dan menghitung menggunakan materi cetak dan tertulis dalam berbagai konteks. Menurut UNESCO, literasi memiliki beberapa tingkatan, yaitu:

  • Literasi Dasar: Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang mendasar.
  • Literasi Fungsional: Kemampuan menerapkan keterampilan membaca dan menulis dalam kehidupan sehari-hari, seperti memahami dokumen resmi atau instruksi kerja.
  • Literasi Multipel: Kemampuan menggunakan berbagai bentuk literasi, seperti literasi digital, finansial, dan media.

2. A.G. Hughes dan E.H. Hughes

Menurut Hughes & Hughes, literasi memiliki beberapa tingkatan yang berkembang sesuai dengan pengalaman dan kebutuhan individu:

  • Literasi Mekanis: Kemampuan dasar membaca dan menulis tanpa memahami makna secara mendalam.
  • Literasi Analitis: Kemampuan memahami bacaan, menganalisis isi, dan menginterpretasikan informasi.
  • Literasi Kritis: Kemampuan mengevaluasi dan mengkritisi informasi, serta menggunakannya untuk pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

3. L. S. Vygotsky (Teori Perkembangan Kognitif)

Vygotsky mengaitkan literasi dengan perkembangan kognitif manusia melalui interaksi sosial. Ia menyatakan bahwa literasi berkembang dalam tiga tahap utama:

  • Tingkatan Sosial: Anak-anak belajar membaca dan menulis dari lingkungan sosial mereka, terutama melalui komunikasi dengan orang dewasa.
  • Tingkatan Psikologis: Kemampuan literasi mulai berkembang menjadi pemahaman mandiri yang lebih dalam.
  • Tingkatan Internalisasi: Literasi tidak hanya dipahami, tetapi juga digunakan untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah.

4. Donaldo Macedo dan Paulo Freire (Literasi Kritis)

Freire dan Macedo menekankan bahwa literasi bukan sekadar membaca dan menulis, tetapi juga memahami realitas sosial untuk melakukan perubahan. Mereka membagi literasi ke dalam dua tingkatan utama:

  • Literasi "Membaca Kata": Kemampuan membaca teks secara harfiah.
  • Literasi "Membaca Dunia": Kemampuan memahami dunia secara kritis, menghubungkan teks dengan konteks sosial, politik, dan ekonomi untuk melawan ketidakadilan.

5. OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) – PISA (Programme for International Student Assessment)

OECD melalui PISA mengkategorikan literasi dalam beberapa tingkatan berdasarkan kemampuan siswa dalam memahami teks:

  • Level 1: Memahami teks sederhana dengan informasi eksplisit.
  • Level 2: Mampu memahami teks dengan informasi implisit sederhana.
  • Level 3: Menganalisis dan memahami teks yang lebih kompleks.
  • Level 4: Mampu menarik kesimpulan dari berbagai informasi dan membuat keputusan berdasarkan pemahaman teks.
  • Level 5: Menggunakan pemahaman teks untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah yang kompleks.

Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan literasi di semua generasi. Program literasi harus diperluas, tidak hanya di sekolah tetapi juga melalui komunitas, media, dan platform digital. Membaca harus dijadikan budaya, bukan sekadar kewajiban akademik.

Pada akhirnya, literasi yang tinggi bukan hanya tentang individu yang lebih cerdas, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang lebih maju, inovatif, dan harmonis. Jika kita ingin menciptakan masa depan yang lebih baik dan mengurangi konflik sosial, maka meningkatkan literasi di semua generasi adalah langkah pertama yang harus kita tempuh.

_______________________________________________________

Dr. drh. Petrus Malo Bulu, MVSc
(Doktor lulusan Murdoch University, Perth, Australia)

Trending News--- Terobosan pemerintah Prabowo, Tunjangan Guru ditransfer langsung ke rekening masing-masing

 


Pemerintah Indonesia telah meluncurkan kebijakan baru yang memungkinkan penyaluran tunjangan bagi guru Aparatur Sipil Negara (ASN) daerah langsung ke rekening pribadi para guru. Kebijakan ini diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 13 Maret 2025, didampingi oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam penyaluran tunjangan, serta mengurangi birokrasi yang sebelumnya memperlambat proses tersebut. Sumber-->vokasi.kemdikbud.go.id

Sebelumnya, tunjangan guru disalurkan melalui Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) sebelum akhirnya diteruskan ke rekening guru, yang seringkali menyebabkan keterlambatan. Dengan skema baru ini, tunjangan akan langsung ditransfer dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke rekening guru, sehingga diharapkan dapat mempercepat penerimaan tunjangan dan memastikan ketepatan waktu serta jumlah yang diterima. Sumber--> ekonomi.republika.co.id

Penyaluran tunjangan akan dilakukan setiap tiga bulan sekali, dimulai pada bulan Maret untuk triwulan pertama. Pada tahap awal, sebanyak 103.197 guru di 204 daerah akan menerima tunjangan langsung ke rekening mereka. Secara keseluruhan, sekitar 1,5 juta guru di 544 daerah ditargetkan menerima tunjangan melalui skema baru ini. sumber-->ekonomi.republika.co.id

Pemerintah berharap bahwa kebijakan ini akan meningkatkan kesejahteraan guru ASN daerah dan mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Para guru diharapkan segera melakukan validasi data nomor rekening mereka untuk memastikan kelancaran proses penyaluran tunjangan. Sumber -->asninstitute.id

Selasa, 11 Maret 2025

Fakta Unik dan Menarik Tentang USA

 


Sabtu, 08 Maret 2025

Waspada Wabah Tetelo di NTT: Lindungi Peternakan dengan Vaksinasi!

Oleh 

Dr.drh.Petrus Malo Bulu,MVSc

Penyakit Tetelo, atau Newcastle Disease (ND), kembali merebak di Kota Kupang dan beberapa wilayah lain di Nusa Tenggara Timur (NTT). Wabah ini mengancam kelangsungan peternakan ayam, mengingat penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan kematian massal pada unggas. Oleh karena itu, langkah pencegahan seperti vaksinasi dan biosekuriti menjadi sangat krusial untuk menghindari kerugian yang lebih besar bagi para peternak.


Pentingnya Vaksinasi dalam Mencegah Tetelo

Newcastle Disease disebabkan oleh virus dari keluarga Paramyxoviridae, yang menyerang sistem pernapasan, saraf, dan pencernaan ayam. Penyakit ini dapat menular dengan cepat melalui kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi, udara, peralatan kandang yang terkontaminasi, serta burung liar yang membawa virus. Dengan tingkat kematian yang tinggi, terutama dari strain virus yang ganas (velogenik), para peternak harus menyadari pentingnya vaksinasi sebagai langkah pencegahan utama.

Vaksinasi secara rutin dapat membantu membangun kekebalan ayam terhadap virus Tetelo. Vaksin ND LaSota atau B1 dapat diberikan pada anak ayam sejak usia dini, kemudian diulang secara berkala melalui air minum atau suntikan untuk menjaga daya tahan tubuh unggas. Selain itu, vaksin inaktif juga diperlukan sebagai booster guna memberikan perlindungan jangka panjang, terutama bagi ayam petelur dan indukan.

Biosekuriti Kandang: Upaya Pencegahan Tambahan

Selain vaksinasi, biosekuriti yang baik harus diterapkan untuk mengurangi risiko penyebaran virus di peternakan. Langkah-langkah seperti menjaga kebersihan kandang, mendisinfeksi peralatan secara rutin, membatasi akses orang luar ke area peternakan, serta mencegah kontak dengan unggas liar menjadi kunci utama dalam menekan penyebaran penyakit ini. Peternak juga harus memastikan bahwa pakan dan air minum tetap bersih serta memberikan vitamin tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam.

Tetelo Bukan Penyakit Zoonosis

Satu hal yang perlu diluruskan adalah bahwa Newcastle Disease bukanlah penyakit zoonosis, yang berarti virus ini tidak menular ke manusia. Meskipun demikian, dampaknya terhadap sektor peternakan sangat besar, sehingga tindakan pencegahan harus dilakukan dengan serius. Jika wabah tidak terkendali, maka tidak hanya peternak yang mengalami kerugian, tetapi juga industri perunggasan secara keseluruhan.

Himbauan kepada Peternak

Dengan adanya wabah Tetelo yang tengah melanda NTT, dihimbau kepada seluruh peternak untuk segera melakukan vaksinasi pada ayam mereka. Jangan menunggu hingga kematian massal terjadi, karena begitu ayam terinfeksi, tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya. Selain itu, segera lakukan isolasi terhadap ayam yang menunjukkan gejala seperti bersin, batuk, diare hijau, kelumpuhan, atau penurunan produksi telur. Jika perlu, lakukan pemusnahan pada ayam yang terinfeksi berat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Pemerintah dan dinas terkait juga diharapkan turun tangan dalam memberikan edukasi serta bantuan vaksinasi kepada peternak, terutama di daerah yang terdampak parah. Jangan sampai wabah ini semakin meluas dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar.

Penyakit Tetelo adalah ancaman serius bagi peternakan ayam di NTT, tetapi pencegahannya masih bisa dilakukan dengan langkah-langkah yang tepat. Vaksinasi, penerapan biosekuriti yang ketat, dan manajemen peternakan yang baik adalah kunci utama dalam mengendalikan wabah ini. Peternak harus bertindak cepat dan tidak menunda vaksinasi untuk melindungi unggas mereka dari ancaman virus Newcastle Disease. Mari bersama-sama menjaga kelangsungan industri peternakan dan mencegah kerugian lebih lanjut akibat penyakit ini!

Rabu, 05 Maret 2025

Cara Efektif Merangsang Tanaman Cabai Agar Berbuah Lebat

Menjadi petani cabai sukses tidak hanya bergantung pada keterampilan bertani, tetapi juga pada efisiensi dalam merawat tanaman agar hasil panen maksimal. Ada berbagai metode untuk merangsang tanaman cabai agar berbuah lebih banyak, dan salah satunya bisa Anda coba di kebun sendiri.

Pada fase awal pembungaan, tanaman cabai masih membutuhkan nitrogen dalam jumlah tinggi agar pertumbuhannya tetap optimal. Dalam tahap ini, komposisi unsur hara harus seimbang dengan rincian sebagai berikut:

Unsur Makro Primer

  • Nitrogen (N): Tetap tinggi untuk mendukung pertumbuhan.
  • Fosfor (P): Sebaiknya sekitar 20% dari jumlah nitrogen yang diberikan.
  • Kalium (K): Harus lebih tinggi, sekitar 4 kali lipat dari nitrogen untuk mendukung pembentukan bunga dan buah.

Unsur Makro Sekunder

  • Kalsium (Ca), Sulfur (S), dan Magnesium (Mg): Tingkatkan hingga 2 kali lipat dibandingkan fase pertumbuhan sebelumnya agar tanaman lebih kokoh dan tahan terhadap gangguan.

Unsur Mikro & Zat Pendukung

  • Zinc (Zn) & Boron (B): Harus lebih banyak dibandingkan fase sebelumnya untuk membantu perkembangan bunga dan buah.
  • Zat Pemacu Pertumbuhan: Giberelin, auksin, asam amino, asam humat, dan asam fulvat sangat penting untuk mendukung perkembangan tanaman secara keseluruhan.
  • Perekat & Surfaktan: Membantu penyerapan nutrisi agar lebih maksimal.

📌 Catatan Penting:
Gunakan minimal dua jenis pupuk kalium, seperti KNO3 dan Fruit, atau lebih baik jika bisa menggunakan tiga jenis sekaligus. Selain itu, pilih pupuk dengan unsur hara tunggal, misalnya Meroke Zn untuk unsur zinc agar tanaman mendapatkan nutrisi yang lebih spesifik dan optimal.

Dengan komposisi pupuk yang tepat, tanaman cabai Anda akan tumbuh lebih sehat dan menghasilkan buah yang lebih banyak. Selamat mencoba dan semoga panen Anda melimpah! 🌶️

Selasa, 04 Maret 2025

Tantangan dan Peluang Generasi Z di Era Modern

 

Oleh

Dr.drh.Petrus Malo Bulu,MVSc

Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, menghadapi tantangan sekaligus peluang besar dalam era digital yang terus berkembang. Dikenal sebagai generasi yang sangat akrab dengan teknologi, Gen Z memiliki keunggulan dalam mengakses informasi dan beradaptasi dengan perubahan. Namun, di balik keunggulan tersebut, mereka juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar dapat berkembang secara optimal.

Tantangan yang Dihadapi Salah satu tantangan terbesar bagi Gen Z adalah ketidakstabilan ekonomi dan persaingan ketat di dunia kerja. Perubahan lanskap industri akibat otomatisasi dan kecerdasan buatan membuat banyak pekerjaan konvensional tergantikan oleh teknologi. Akibatnya, generasi ini dituntut untuk memiliki keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman, seperti literasi digital, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.

Selain itu, penggunaan teknologi yang masif juga membawa dampak negatif, seperti ketergantungan terhadap media sosial dan meningkatnya masalah kesehatan mental. Tekanan untuk selalu tampil sempurna di dunia maya, serta paparan informasi yang berlebihan, dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada banyak individu dari generasi ini.

Peluang yang Bisa Dimanfaatkan Di sisi lain, Gen Z memiliki peluang besar untuk menciptakan inovasi dan menjadi pelaku perubahan. Dengan akses luas terhadap informasi dan teknologi, mereka dapat mengembangkan usaha sendiri melalui platform digital, seperti e-commerce, konten kreatif, hingga bisnis berbasis teknologi. Kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan tren digital juga menjadikan mereka sebagai generasi yang mampu menciptakan lapangan kerja baru dan berkontribusi dalam ekonomi digital.

Selain itu, meningkatnya kesadaran sosial di kalangan Gen Z menjadi peluang bagi mereka untuk berpartisipasi dalam gerakan sosial dan lingkungan. Generasi ini lebih peduli terhadap isu-isu global, seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan keadilan sosial. Dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial, mereka dapat menyuarakan aspirasi serta mendorong perubahan yang positif di masyarakat.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Generasi Z memiliki banyak peluang untuk berkembang dan menciptakan perubahan. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, meningkatkan keterampilan yang relevan, serta berkontribusi dalam gerakan sosial, mereka dapat menjadi generasi yang membawa inovasi dan kemajuan bagi dunia. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pendidikan, dan dunia industri, sangat dibutuhkan agar potensi Gen Z dapat dimaksimalkan untuk masa depan yang lebih baik.

Share this