1. Pencegahan Penyakit (Biosekuriti)
Kontrol Akses:
Batasi pengunjung, kendaraan, atau alat dari luar yang masuk ke area kandang.
Pasang bak desinfeksi kaki (foot bath) di pintu masuk.
Karantina:
Pisahkan babi baru atau yang sakit selama 2–3 minggu di kandang terpisah.
Amati gejala seperti diare, batuk, atau lesu sebelum menggabungkannya dengan populasi utama.
Sanitasi Kandang:
Bersihkan kotoran harian untuk mengurangi amonia dan bakteri.
Semprot kandang dengan desinfektan (misal: formalin 2% atau lysol) setiap 1–2 minggu.
Ganti alas kandang (jerami/sekam) secara berkala.
2. Program Vaksinasi Wajib
Jenis Vaksin:
Hog Cholera (Kolera Babi): Vaksinasi awal umur 8–10 minggu, booster setiap 6 bulan.
PRRS (Porcine Reproductive and Respiratory Syndrome): Diberikan pada indukan dan babi muda.
E. coli dan Clostridium: Untuk mencegah diare pada anak babi.
Parvovirus dan Leptospirosis: Penting untuk indukan agar tidak keguguran.
Jadwal Vaksin:
Konsultasi dokter hewan untuk jadwal sesuai kondisi lokal dan risiko wabah.
3. Pengendalian Parasit
Cacingan:
Berikan obat cacing (misal: ivermectin atau albendazole) setiap 3 bulan.
Feses positif cacing harus segera dibersihkan dan dikomposkan.
Kutu dan Tungau:
Semprot kandang dengan akarisida (misal: permethrin) setiap 2 bulan.
Gunakan dusting powder pada tubuh babi yang terinfeksi.
4. Manajemen Nutrisi untuk Kekebalan Tubuh
Pakan Berkualitas:
Hindari pakan berjamur atau kadaluarsa yang mengandung mikotoksin.
Tambahkan probiotik (Lactobacillus) atau prebiotik untuk kesehatan pencernaan.
Berikan vitamin E, selenium, dan zinc untuk meningkatkan imunitas.
Air Bersih:
Pastikan air minum bebas dari kontaminan (desinfeksi dengan klorin 0,5%).
Ganti air minum setiap hari.
5. Pengelolaan Lingkungan Sehat
Ventilasi Optimal:
Pasang kipas exhaust atau buka dinding kandang untuk sirkulasi udara.
Hindari kelembapan tinggi (>80%) yang memicu pertumbuhan bakteri.
Suhu Ideal:
Anak babi: 28–32°C (gunakan lampu penghangat).
Babi dewasa: 18–22°C (hindari panas berlebih dengan misting system).
Pengolahan Limbah:
Gunakan biogas digester untuk mengubah kotoran menjadi energi.
Kompos kotoran babi dengan jerami selama 2–3 bulan sebelum digunakan sebagai pupuk.
6. Identifikasi dan Penanganan Penyakit Umum
Penyakit | Gejala | Penanganan |
---|---|---|
Diare (E. coli) | Feses encer, lemas | Berikan antibiotik (neomycin), oralit, dan isolasi. |
PMWS | Penurunan berat badan drastis | Tingkatkan nutrisi, vaksinasi, dan kurangi stres. |
Scabies | Gatal-gatal, kulit bersisik | Semprot ivermectin dan bersihkan kandang. |
Foot and Mouth Disease | Luka di mulut/kuku | Laporkan ke otoritas, karantina ketat, dan pemusnahan. |
7. Manajemen Stres
Hindari Overcrowding: Pastikan kepadatan kandang sesuai fase pertumbuhan.
Enrichment:
Berikan mainan seperti bola atau rantai untuk mengurangi kebosanan.
Sediakan jerami untuk aktivitas menggali.
Penanganan Lembut:
Hindari memukul atau mengejar babi untuk mencegah stres.
8. Pemantauan Kesehatan Rutin
Checklist Harian:
Nafsu makan dan minum.
Konsistensi feses (hindari diare atau konstipasi).
Aktivitas fisik (babi sehat aktif bergerak).
Pencatatan (Recording):
Catat berat badan, vaksinasi, dan riwayat penyakit setiap individu.
Gunakan software manajemen peternakan untuk analisis data.
9. Kolaborasi dengan Tenaga Profesional
Dokter Hewan:
Lakukan kunjungan rutin (minimal 3 bulan sekali) untuk pemeriksaan kesehatan.
Konsultasi tentang program vaksinasi dan obat-obatan.
Laboratorium:
Uji sampel darah atau feses jika terjadi wabah misterius.
10. Strategi untuk Keuntungan Maksimal
Minimalkan Kematian:
Angka kematian >5% pertanda manajemen buruk. Evaluasi segera penyebabnya.
Efisiensi Pakan:
FCR (Feed Conversion Ratio) ideal: 2,5–3,0. Jika FCR >3,5, perbaiki kualitas pakan.
Diversifikasi Produk:
Olah limbah menjadi biogas atau pupuk untuk tambahan pendapatan.
Pasar Premium:
Tembus pasar yang membayar lebih untuk babi organik atau bebas antibiotik.
Contoh Biaya & Keuntungan
Biaya Preventif:
Vaksin: Rp10.000/ekor/tahun.
Obat cacing: Rp5.000/ekor/tahun.
Desinfektan: Rp200.000/bulan.
Penghematan:
Kematian turun dari 10% → 2% menghemat Rp5 juta/siklus (asumsi 100 ekor).
Biogas dari limbah menghemat Rp500.000/bulan untuk energi.
Kesimpulan
Manajemen kesehatan ternak babi yang baik berfokus pada pencegahan, nutrisi optimal, dan pemantauan ketat. Dengan mengurangi risiko penyakit dan stres, produktivitas babi meningkat, biaya pengobatan turun, dan keuntungan peternak semakin maksimal. Kombinasikan ilmu modern dengan disiplin operasional untuk hasil terbaik!