Sebagai Konsultan Pada:
1. PT Tulodo Indonesia Tahun 2024
Tulodo – Social and behavior impact
Kerangka Acuan Kerja Konsultan
Klien : PT. Tulodo Indonesia Makmur
Nama Proyek : Study
of Commodities (Pig,
Beef Cattle, and Maize) in NTT
Periode : Februari-Juni
2024
Posisi : Konsultan Komoditas
Babi Tingkat Provinsi
Pendahuluan:
Australia-Indonesia Partnership for Promoting Rural Incomes
through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) adalah sebuah program
kemitraan pembangunan multitahun yang bekerja untuk mempercepat pengentasan
kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Proyek menggunakan
pendekatan Pengembangan Sistem Pasar (Market Systems Development – MSD) melalui
kemitraan bersama berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan efisiensi
pasar pertanian dan secara berkelanjutan memberikan keuntungan kepada masyarakat miskin. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
1.000.000 rumah tangga pertanian kecil di tahun 2023. Proyek
beroperasi di enam provinsi di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat
(NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua Barat, dan Papua.
Sejak akhir tahun 2019, populasi ternak babi di provinsi
Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan drastis akibat wabah demam babi afrika
(African Swine Fever/ASF). Wabah ini diestimasikan menyebabkan kematian ternak babi mencapai
620,000 ekor atau sekitar 26% dari populasi babi di NTT. Oleh karena itu,
kebijakan untuk memperkuat sistem pengawasan wabah dan peningkatan populasi
serta perbaikan genetik perlu menjadi prioritas. Hal ini mencakup, di
antaranya:
1.
optimalisasi penggunaan alat pendeteksi penyakit
berbasis teknologi LAMP (Loop-mediated isothermal amplification);
2. pengaturan
lalu lintas
dan izin
masuk ternak
dan bibit
babi;
3.
pembuatan serta pemberlakuan standar nasional (SNI)
untuk produk semen beku; dan
4. standardisasi
kurikulum, sistem pelatihan,
serta lisensi inseminator.
Tujuan dan Topik Utama Kajian:
Tulodo Indonesia
dipercaya untuk melakukan
kajian komoditas ternak babi, sapi potong dan jagung yang bertujuan
untuk:
1. mengidentifikasi tantangan pengembangan pasar komoditas dan investasi swasta
di NTT.
2. merumuskan usulan kebijakan berbasis
bukti dan rencana
aksi demi mendorong investasi pemerintah dan swasta di NTT untuk ketiga pasar komoditas
tersebut.
Secara lebih khusus, tujuan dan topik utama kajian komoditas
babi di NTT adalah sebagai berikut.
1. untuk memahami
situasi sektor babi di NTT pasca ASF, mengidentifikasi
tantangan-tantangan utama di sektor babi, mengembangkan dan menilai
manfaat ekonomi dari
rekomendasi kebijakan untuk pemulihan sektor babi NTT.
2.
Pakar Komoditi Ternak Babi akan bekerja sama dengan
Tim Sektor Babi serta Tim Hasil, Pengukuran, dan Pembelajaran (RML) untuk memastikan tercapainya tujuan kajian ini.
a. Standardisasi
semen dan
bibit (SNI)
b. Ketersediaan
dan kapasitas inseminator
babi di NTT
c.
Standarisasi dan sertifikasi kurikulum inseminasi
buatan, pelatihan, dan lisensi inseminator
d. Kebijakan
perizinan /
lalu lintas
ternak dan
produk turunannya
serta
e.
Pemanfaatan alat pendeteksi penyakit berbasis teknologi
LAMP (Loop-mediated technology isothermal amplification) dan penganggarannya
Ruang Lingkup Pekerjaan:
1.
Melakukan kajian literatur, termasuk kajian terhadap
kebijakan yang saat ini berlaku serta dokumen-dokumen perencanaan pembangunan
seperti RPJP, RPJMD, Renstra dan Grand Design
Rencana Pembangunan dari Dinas terkait.
2.
Melakukan analisis ekonomi untuk menentukan manfaat
biaya dari penerapan beberapa skenario kebijakan untuk pemulihan sektor
peternakan babi di NTT dan untuk meningkatkan kinerja sektor tersebut.
Analisanya akan mencakup skenario jalur perkembangan penyebaran virus ASF antar peternakan di NTT.
3.
Melakukan pengumpulan dan analisis data melalui
kajian literatur, wawancara, lokakarya, dan FGD bekerja sama dengan menyasar
berbagai pihak termasuk sektor publik dan swasta.
a. Populasi
babi dan
penyebaran penyakit
ASF,
b.
Program pemulihan sektor babi NTT (termasuk alokasi
anggaran pemerintah untuk pengadaan
babi, produk biosekuriti, vaksin, obat-obatan, dll)
c.
Pencegahan dan deteksi dini ASF dan penyakit menular
lainnya, regulasi terkait ASF, alokasi anggaran kegiatan surveilans, KIE, dan
LAMP
d.
Standardisasi dan ketersediaan layanan AI di NTT
meliputi ketersediaan produk semen babi, ketersediaan dan kapasitas inseminator
babi, ketersediaan pelatihan inseminator dan program sertifikasi.
4. Memaparkan hasil kajian dan ikut berdiskusi dalam pertemuan multipihak (FGD) dengan para pemangku kepentingan dan pelaku pasar kunci.
5. Menyusun
laporan hasil
kajian awal.
6. Menyusun
usulan kebijakan.
7. Menyusun
rencana aksi.
8. Menyusun
dan mempresentasikan
laporan hasil
kajian akhir.
9. Mengikuti dan memberikan paparan
pada konsultasi publik dengan para pemangku kepentingan.
10. Melakukan koordinasi
dengan pemangku kepentingan terkait
untuk mendorong implementasi
rencana aksi.
Pertanyaan dan Analisa Kunci:
Adapun pertanyaan dan analisa kunci yang harus dijawab dalam
studi komoditas Babi adalah sebagai berikut.
1.
Populasi babi NTT sedang mengalami penurunan drastis
akibat ASF outbreak yang terjadi beberapa
kali dari tahun
2019 hingga saat ini. Upaya
apa saja yang dilakukan oleh Pemerintah maupun
swasta dalam rangka pemulihan kembali populasi babi NTT.
2.
Deteksi penyakit pada ternak babi khususnya ASF
sangat penting utk memastikan tidak terjadi kerugian yang besar di tingkat
peternak.
3.
Langkah strategis apa yang diambil oleh pemerintah dalam upaya pencegahan dan deteksi ASF (termasuk
kebijakan anggaran terkait LAMP).
4.
Peran Inseminator babi saat ini makin dirasakan
penting dengan meningkatkannya kesadaran peternak menggunakan IB dan mengurangi
penggunaan "pinjam jantan". Bagaimana ketersediaan inseminator babi di NTT,
tingkat pengetahuan dan keterampilan, ketersediaan supply semen segar dan semen
dingin secara lokal di NTT maupun pemasukan dari luar NTT, ketersediaan
pelatihan IB babi yang memadai, sertifikasi profesi IB?
5.
Analisa ekonomi dan skenario dampak perbaikan
kebijakan peternakan terkait lalu lintas ternak babi dan produk turunannya.
Kualifikasi:
1. Setidaknya gelar master di bidang pertanian, kedokteran hewan atau pengalaman setara dengan minimal 10
tahun profesional yang relevan.
2. Pengalaman
menulis/sintesis ilmiah
peraturan reproduksi
dan patologi
babi.
3.
Pemahaman yang luar biasa tentang sistem sosial,
ekonomi, dan pasar dalam konteks pengembangan peternakan di Indonesia, yang
lebih penting lagi di sektor peternakan babi di provinsi NTT.
4.
Pemahaman luar biasa tentang peternakan babi dan
kesehatan hewan: epidemiologi, pencegahan, dan pengendalian penyakit menular.
5.
Pengalaman yang terbukti dalam mengembangkan dokumen
strategis, makalah akademis,
dan makalah kebijakan.
6.
Memiliki jaringan dan/atau akses yang kuat kepada
pemerintah dan pemangku kepentingan terkait babi untuk
menyebarkan hasil studi secara efektif.
7.
Rasa ingin tahu yang tinggi, pikiran kritis,
kemampuan berinovasi dan meyakinkan orang lain; Dan
8. Penguasaan
bahasa Inggris
tertulis dan
verbal yang
sangat baik.
Milestones:
1. Milestone
1: Laporan
hasil kajian
awal
2. Milestone 2: Laporan hasil kajian akhir, usulan kebijakan
dan rencana aksi (terpisah)
3. Milestone
3: Laporan
hasil konsultasi
publik
Timeline:
Kegiatan |
2024 |
||||||||||||||||||||
Februari |
Maret |
April |
Mei |
Juni |
|||||||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
2 |
3 |
4 |
|
Kontrak dan Kick-off Meeting |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. Kajian literatur |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. Analisis data |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. Wawancara |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. Penyusunan hasil kajian awal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Milestone #1: Laporan
hasil kajian awal |
|
|
|
|
|
|
|
X |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. Focus group
discussion |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. Penyusunan hasil kajian akhir |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7. Penyusunan rekomendasi kebijakan tingkat
provinsi
NTT |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8. Penyusunan rencana
aksi tingkat provinsi NTT |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Milestone #2: Laporan hasil
kajian akhir, policy brief dan
rencana aksi tingkat provinsi NTT |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X |
|
|
|
|
|
|
9. Konsultasi publik tingkat provinsi NTT |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Milestone #3: Laporan hasil konsultasi publik
tingkat provinsi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X |
|
|
|
10. Penyusunan rekomendasi kebijakan
tingkat nasional |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11. Penyusunan rencana aksi tingkat nasional |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
12. Konsultasi publik tingkat nasional |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
note: idul fitri and paskah |
Pembayaran:
Pembayaran dilakukan berdasarkan output (Milestone) yang
totalnya berjumlah Rp.81.250.000,- (sebelum pajak). Pembayaran maksimal 14 hari kerja setelah invoice
diterima atas masing-masing milestone.
1. Milestone
1: Laporan
hasil kajian
awal -
30%
2. Milestone 2: Laporan
hasil kajian awal akhir, usulan kebijakan dan rencana aksi (terpisah) - 30%
3. Milestone
3: Laporan
hasil konsultasi
publik -
40%