Berikut adalah panduan desain kandang babi yang baik dan menyehatkan, dirancang untuk memastikan kesejahteraan hewan, efisiensi produksi, serta kesehatan lingkungan:
1. Ventilasi Udara yang Baik
Sistem alami: Gunakan atap terbuka (berjendela) atau dinding yang bisa dibuka untuk sirkulasi udara.
Ventilasi mekanis: Pasang kipas exhaust atau saluran udara untuk kandang tertutup (terutama di daerah beriklim panas/lembab).
Hindari angin langsung: Pastikan aliran udara tidak mengarah langsung ke tubuh babi untuk mencegah stres.
2. Luas Kandang yang Memadai
Kepadatan ideal:
Anak babi (nursery): 0,3–0,5 m²/ekor.
Babi grower (3–6 bulan): 0,6–1 m²/ekor.
Babi finisher: 1–1,5 m²/ekor.
Induk (sow): 2,5–4 m²/ekor dengan area khusus untuk melahirkan (farrowing crate).
Pemisahan area: Pisahkan zona makan, istirahat, dan buang kotoran.
3. Lantai yang Tepat
Slatted floor (lantai berlubang): Bahan beton atau plastik dengan celah ≤ 2 cm (untuk anak babi) atau 2,5 cm (dewasa) agar kotoran mudah jatuh.
Lantai padat: Gunakan permukaan anti slip untuk area istirahat.
Kemiringan: 2–3% ke arah saluran pembuangan untuk memudahkan pembersihan.
4. Pengaturan Suhu
Pendinginan:
Semprot kabut (mist system) atau kolam lumpur (wallow) untuk daerah panas.
Atap tinggi (minimal 3 meter) dan bahan reflektor panas.
Pemanas: Lampu inframerah atau pemanas lantai untuk anak babi (suhu 28–32°C).
Insulasi: Gunakan bahan seperti styrofoam di dinding untuk iklim dingin.
5. Manajemen Limbah
Saluran pembuangan: Desain parit di bawah slatted floor yang terhubung ke penampung limbah (septic tank atau biogas).
Pembersihan rutin: Buang kotoran harian untuk mengurangi amonia dan penyakit.
Pengolahan limbah: Sistem biogas atau kompos untuk mengurangi polusi.
6. Sistem Pakan dan Air Minum
Feeder: Tempat pakan otomatis atau trough dengan kapasitas sesuai jumlah babi.
Air bersih: Pasang nipple drinker atau trough yang mudah dibersihkan, dengan akses 24 jam.
Hindari kontaminasi: Posisikan feeder dan drinker jauh dari area buang kotoran.
7. Keamanan dan Kenyamanan
Pagar kokoh: Gunakan bahan tahan karat (besi/beton) untuk mencegah babi kabur atau predator masuk.
Hindari benda tajam: Pastikan dinding dan struktur kandang halus.
Pencahayaan: Lampu redup (12 jam/hari) untuk mengurangi stres.
8. Biosekuriti
Zona karantina: Pisahkan babi baru/sakit selama 2–3 minggu.
Desinfeksi: Bak kaki (foot bath) di pintu masuk dan rutin semprot kandang dengan desinfektan.
Kontrol lalu lintas: Batasi pengunjung dan alat dari luar.
9. Lingkungan Ramah
Penahan angin: Tanam pohon di sekeliling kandang untuk mengurangi bau dan debu.
Drainase: Pastikan air hujan tidak menggenang di sekitar kandang.
Hindari polusi air: Lokasi kandang minimal 50 meter dari sumber air.
10. Enrichment (Stimulasi Mental)
Berikan mainan seperti bola gantung atau rantai untuk mengurangi kebosanan.
Sediakan bahan alami (jerami) untuk aktivitas menggaruk/menggali.
Contoh Desain Kandang
Model terbuka: Atap monitor dengan dinding terbuka (cocok untuk iklim tropis).
Model tertutup: Kandang terkontrol suhu dengan ventilasi mekanis (untuk skala industri).
Catatan Tambahan
Pemantauan rutin: Periksa kesehatan babi, kebersihan air, dan kualitas pakan.
Sesuaikan regulasi: Pastikan desain mematuhi standar lokal (misal: SNI di Indonesia atau UE di Eropa)