Kantor Rumah Ilmu

Somewhere on Earth.

Ruang Rapat Rumah Ilmu

Somewhere on the Earth.

Ruang Press Conference Rumah Ilmu

Somewhere on Earth.

PLBN Motaain

Kab Belu NTT

Jumat, 28 Februari 2025

Segelas Jus Ini Bisa Membersihkan Arteri yang Tersumbat dan Mengontrol Tekanan Darah




Ramuan Alami untuk Kesehatan Jantung

Mencari cara sederhana namun ampuh untuk mendukung kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah, dan membersihkan arteri yang tersumbat? Minuman yang terbuat dari bawang putih, lemon, dan cuka sari apel ini merupakan obat alami yang kaya akan antioksidan dan senyawa yang dapat meningkatkan kinerja jantung.


Minuman yang mudah dibuat ini dapat menjadi makanan pokok dalam rutinitas harian Anda, membantu Anda mencapai sirkulasi yang lebih baik, menurunkan kadar kolesterol, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.


Mengapa Minuman Ini Berkhasiat Luar Biasa

✔ Bawang Putih – Kaya akan allicin, senyawa alami yang membantu mengurangi kolesterol, menurunkan tekanan darah, dan melawan peradangan.

✔ Lemon – Kaya akan vitamin C dan antioksidan yang membersihkan arteri dan melindungi pembuluh darah.

✔ Cuka Sari Apel – Mendukung keseimbangan kolesterol, detoksifikasi, dan pencernaan yang lebih baik.


Dengan menggabungkan bahan-bahan yang ampuh ini, Anda mendapatkan minuman yang ampuh dan menyehatkan jantung yang meningkatkan sirkulasi yang lebih baik, pembersihan arteri, dan dukungan sistem kekebalan tubuh.


Resep Mudah untuk Jantung yang Lebih Sehat

Obat alami ini hanya memerlukan beberapa bahan sederhana dan hanya butuh beberapa menit untuk menyiapkannya.


Bahan-bahan:


✔ 1 cangkir air

✔ 1 siung bawang putih (dihancurkan atau dicincang)

✔ Air perasan 1 buah lemon

✔ 1 sendok makan cuka sari apel

✔ 1 sendok teh madu (opsional, sesuai selera)


Petunjuk:


1️⃣ Campur semua bahan dalam gelas.


2️⃣ Diamkan selama 5 menit agar rasanya menyatu.


3️⃣ Minum setiap hari saat perut kosong untuk hasil terbaik.


Manfaat Minum Jus Ini

✔ Membersihkan Arteri – Membantu melarutkan penumpukan plak dan melancarkan aliran darah.

✔ Mengatur Tekanan Darah – Mendukung sirkulasi darah dan fungsi jantung yang sehat.

✔ Menurunkan Kolesterol – Menurunkan kadar kolesterol LDL (jahat) secara alami.

✔ Memperkuat Kekebalan Tubuh – Kaya akan antioksidan untuk melawan peradangan dan infeksi.

✔ Mendetoksifikasi Tubuh – Membantu membuang racun dan membersihkan sistem.


Meningkatkan Kesehatan Jantung Anda Secara Alami

Untuk manfaat maksimal, padukan minuman pembersih jantung ini dengan:


✅ Pola makan seimbang – Makan lebih banyak buah, sayur, dan lemak sehat.

✅ Olahraga teratur – Tetap aktif dengan kardio, yoga, atau latihan kekuatan.

✅ Hidrasi – Minum banyak air agar tubuh Anda berfungsi dengan baik.


Dengan penggunaan yang konsisten, pengobatan alami ini dapat membantu Anda mencapai kesehatan jantung yang lebih baik, sirkulasi yang lebih baik, dan kesehatan kardiovaskular jangka panjang.


⚠ Catatan Penting: Jika Anda sedang mengonsumsi obat tekanan darah atau kolesterol, konsultasikan dengan dokter sebelum menambahkan minuman ini ke dalam rutinitas Anda.

 Bagikan dengan orang-orang terkasih untuk masa depan yang lebih sehat! ????✨

Selasa, 18 Februari 2025

Biosekuriti: Tameng Utama Peternakan Modern di Tengah Ancaman Wabah

  Oleh Dr.drh.Petrus Malo Bulu,MVSc

    


   Sektor peternakan Indonesia tengah dihadapkan pada dua ancaman besar yang berpotensi meruntuhkan ketahanan pangan dan ekonomi nasional: African Swine Fever (ASF) pada babi dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan berkuku belah. Kedua penyakit ini bukan hanya mengancam nyawa hewan ternak, tetapi juga membawa dampak kerugian ekonomi yang masif. Di tengah situasi ini, penerapan biosekuriti yang ketat dan sistem kontrol penyakit yang komprehensif harus menjadi prioritas utama pemerintah, pelaku industri, dan peternak.


Kerugian Ekonomi: Pelajaran dari ASF dan PMK

    ASF, yang pertama kali terdeteksi di Indonesia pada akhir 2019, telah memusnahkan ribuan babi di Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, dan daerah lainnya. Penyakit mematikan ini memiliki tingkat kematian hingga 100%, dan dampaknya langsung terasa pada peternak skala kecil yang kehilangan sumber penghidupan. Di tingkat nasional, wabah ASF menyebabkan penurunan produksi daging babi hingga 30% pada 2020-2021, memicu lonjakan harga dan ketergantungan impor. Sementara itu, PMK yang mewabah sejak Mei 2022 telah menginfeksi lebih dari 600.000 hewan (terutama sapi dan kerbau) di 24 provinsi. Kementerian Pertanian memperkirakan kerugian ekonomi langsung mencapai Rp9,8 triliun, belum termasuk dampak tidak langsung seperti penurunan produktivitas, gangguan ekspor, dan biaya vaksinasi darurat. Pada tahun 2025, kerugian diprediksi menembus angka 40 triliun. Kedua contoh ini membuktikan bahwa wabah penyakit hewan tidak hanya merugikan peternak, tetapi juga membebani APBN dan mengganggu stabilitas pasokan pangan.


Biosekuriti: Investasi yang Terlambat Dioptimalkan

    Biosekuriti—protokol pencegahan penyakit melalui sanitasi, kontrol pergerakan hewan, dan manajemen risiko—seharusnya menjadi garis pertahanan pertama. Sayangnya, di Indonesia, implementasinya masih timpang. Pada kasus PMK, misalnya, lemahnya pengawasan di pintu masuk negara diduga menjadi penyebab awal masuknya virus. Sementara pada ASF, praktik pembuangan bangkai babi yang tidak aman mempercepat penyebaran penyakit. Negara-negara seperti Vietnam dan Brasil telah membuktikan bahwa biosekuriti yang ketat mampu mengurangi dampak wabah. Vietnam, melalui program zonasi (pembagian wilayah bebas dan terinfeksi) dan disinfeksi massal, berhasil menekan penyebaran ASF. Brasil, sebagai eksportir daging terbesar dunia, menerapkan standar karantina tinggi untuk mempertahankan status bebas PMK. Indonesia perlu mencontoh langkah ini dengan memperkuat inspeksi di pelabuhan, bandara, dan daerah rentan, serta membatasi pergerakan hewan dari zona wabah.


Kolaborasi dan Pendidikan Peternak: Kunci Keberhasilan

    Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Edukasi kepada peternak tentang pentingnya biosekuriti dasar—seperti desinfeksi kandang, kontrol lalu lintas orang, dan pelaporan dini—harus masif dilakukan. Banyak peternak tradisional belum memahami bahwa kendaraan pengangkut pakan atau sepatu pengunjung bisa menjadi medium pembawa virus. Pelibatan penyuluh pertanian, organisasi peternak, dan pihak swasta dalam program pelatihan perlu diintensifkan. Di sisi lain, anggaran untuk kesehatan hewan harus ditingkatkan. Alokasi dana vaksinasi PMK (Rp4,5 triliun pada 2023) patut diapresiasi, namun langkah pencegahan seperti penguatan laboratorium diagnostik dan riset vaksin mandiri harus menjadi fokus jangka panjang.


Menjaga Martabat Peternak dan Kedaulatan Pangan

    Dampak ASF dan PMK tidak sekadar angka statistik. Ribuan peternak kecil terjerat utang akibat kematian hewan, sementara harga dangkal di pasar global karena stigma wabah. Jika Indonesia gagal memperbaiki sistem biosekuriti, ketergantungan pada impor daging akan semakin dalam, mengancam kedaulatan pangan. Pemerintah perlu mendeklarasikan "perang" terhadap wabah penyakit hewan dengan regulasi yang lebih tegas, transparansi data, dan sinergi lintas sektor. Momentum pemulihan PMK dan pengendalian ASF harus dijadikan pelajaran berharga: biosekuriti bukanlah biaya, melainkan investasi untuk menyelamatkan masa depan peternakan Indonesia.


Penutup

    Kerugian akibat ASF dan PMK adalah alarm keras: tanpa sistem biosekuriti yang modern dan kepatuhan kolektif, Indonesia akan terus rentan terhadap wabah berikutnya. Mari jadikan tragedi ini sebagai titik balik untuk membangun peternakan yang lebih tangguh, demi melindungi ekonomi rakyat dan piring makan masyarakat.


Senin, 10 Februari 2025

Pemeriksaan E. coli di Laboratorium



Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang banyak ditemukan di lingkungan, makanan, dan usus manusia atau hewan. Sebagian besar strain E. coli tidak berbahaya, tetapi beberapa dapat menyebabkan penyakit serius. Oleh karena itu, pemeriksaan E. coli di laboratorium sangat penting dalam pengujian kualitas makanan, air, dan produk lainnya untuk memastikan keamanan konsumsi.


Tujuan Pemeriksaan E. coli

  1. Menilai Keamanan Produk – Untuk memastikan makanan, air, atau sampel lainnya bebas dari kontaminasi E. coli yang berbahaya.
  2. Mendeteksi Kontaminasi Feses – Kehadiran E. coli dalam makanan atau air menunjukkan kemungkinan adanya kontaminasi dari tinja manusia atau hewan.
  3. Memantau Kualitas Sanitasi dan Higiene – Digunakan untuk menguji kebersihan dalam industri makanan, farmasi, dan kesehatan.
  4. Identifikasi Strain Patogen – Beberapa strain seperti E. coli O157:H7 dapat menyebabkan infeksi serius, sehingga perlu diuji lebih lanjut.

Pemeriksaan Total Plate Count (TPC)

 Pemeriksaan TPC (Total Plate Count) adalah metode yang digunakan untuk menghitung jumlah total mikroorganisme dalam suatu sampel, baik itu makanan, minuman, air, atau produk lainnya.

Tujuan Pemeriksaan TPC

  1. Menentukan kualitas mikrobiologi suatu produk – Apakah produk tersebut aman untuk dikonsumsi atau digunakan.
  2. Mendeteksi potensi kontaminasi – Mengetahui apakah ada bakteri atau mikroorganisme yang dapat menyebabkan kerusakan atau penyakit.
  3. Memantau kebersihan dan efektivitas proses produksi – Menilai apakah prosedur sanitasi dan kebersihan telah dilakukan dengan baik.
  4. Menilai masa simpan produk – Jumlah mikroorganisme yang tinggi bisa menandakan bahwa produk akan cepat rusak.

Proses Pemeriksaan TPC

  1. Pengambilan Sampel
    • Sampel diambil dari produk, air, atau lingkungan tertentu menggunakan teknik aseptik.
  2. Pengenceran Sampel
    • Sampel diencerkan dalam larutan buffer steril untuk mendapatkan jumlah mikroba yang sesuai untuk dihitung.
  3. Penanaman pada Media Nutrien Agar
    • Sampel diencerkan kemudian ditanam dalam media agar khusus (misalnya Plate Count Agar) menggunakan metode pour plate atau spread plate.
  4. Inkubasi
    • Cawan petri yang berisi media dan sampel disimpan dalam inkubator pada suhu yang sesuai (biasanya 35–37°C selama 24–48 jam).
  5. Perhitungan Koloni
    • Setelah inkubasi, koloni bakteri yang tumbuh dihitung dan hasilnya dinyatakan dalam CFU/mL atau CFU/g (Colony Forming Unit per mililiter atau gram).

Interpretasi Hasil TPC

  • Jika jumlah mikroorganisme terlalu tinggi, produk bisa dianggap tidak aman atau tidak memenuhi standar.
  • Standar jumlah TPC yang diperbolehkan bervariasi tergantung pada jenis produk dan regulasi yang berlaku (misalnya, standar dari BPOM, SNI, atau Codex Alimentarius).

Faktor yang Mempengaruhi Hasil TPC

  1. Kualitas bahan baku – Bahan baku yang terkontaminasi dapat menyebabkan nilai TPC tinggi.
  2. Kondisi penyimpanan – Suhu dan kelembaban mempengaruhi pertumbuhan mikroba.
  3. Kebersihan lingkungan produksi – Proses produksi yang tidak higienis dapat meningkatkan jumlah mikroorganisme.
  4. Metode pengolahan dan pengemasan – Proses seperti pasteurisasi atau sterilisasi dapat mengurangi jumlah mikroorganisme.

Pemeriksaan TPC sangat penting dalam industri makanan, farmasi, dan kesehatan untuk memastikan keamanan dan kualitas produk sebelum dikonsumsi atau digunakan oleh masyarakat.


Jumlah Ulangan dalam Pemeriksaan TPC

Dalam pemeriksaan Total Plate Count (TPC), jumlah ulangan atau replikasi sangat penting untuk memastikan keakuratan dan keandalan hasil. Biasanya, jumlah ulangan yang digunakan mengacu pada standar laboratorium atau regulasi seperti Standar Nasional Indonesia (SNI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Codex Alimentarius, atau metode ISO 4833-1:2013.

  1. Minimal 2–3 ulangan per sampel

    • Biasanya dilakukan duplo (2 ulangan) atau triplo (3 ulangan) untuk mengurangi kesalahan dan memastikan konsistensi hasil.
    • Jika terdapat perbedaan hasil yang signifikan antar ulangan, bisa dilakukan pengujian tambahan.
  2. Pengenceran Bertingkat (Serial Dilution)

    • Sampel umumnya dibuat dalam pengenceran seri (misalnya 10⁻¹, 10⁻², 10⁻³, dst.) untuk mendapatkan hitungan koloni yang optimal (antara 25–250 CFU per cawan).
    • Setiap tingkat pengenceran biasanya diuji dalam dua atau tiga cawan petri untuk meningkatkan akurasi.
  3. Standar yang Digunakan

    • ISO 4833-1:2013 merekomendasikan minimal dua ulangan per pengenceran.
    • AOAC (Association of Official Analytical Chemists) dan SNI 2897:2008 juga menyarankan duplo atau triplo untuk memastikan keandalan hasil.
    • BPOM atau laboratorium tertentu bisa memiliki kebijakan khusus tergantung pada jenis sampel dan tujuan analisis.

Untuk pemeriksaan TPC, umumnya dilakukan minimal 2 ulangan per sampel (duplo), namun lebih baik menggunakan 3 ulangan (triplo) untuk meningkatkan akurasi, terutama jika data akan digunakan untuk pengambilan keputusan penting seperti pengujian keamanan pangan.

Panduan lengkap cara beternak babi yang sehat dan menguntungkan

 Panduan lengkap cara beternak babi yang sehat dan menguntungkan, mencakup aspek pemilihan bibit, manajemen kandang, pakan, kesehatan, hingga strategi pemasaran:


1. Pemilihan Bibit Unggul

  • Kriteria bibit sehat:

    • Aktif, tidak cacat, mata bersih, bulu mengilap, dan nafsu makan baik.

    • Pilih ras unggul seperti Landrace (pertumbuhan cepat), Duroc (daging berkualitas), atau Yorkshire (produktivitas tinggi).

  • Sumber bibit:

    • Beli dari peternakan terpercaya dengan sertifikat kesehatan.

    • Hindari membeli babi dari pasar bebas untuk mengurangi risiko penyakit.


2. Desain Kandang yang Optimal

  • Persyaratan kandang:

    • Ventilasi baik untuk mengurangi kelembapan dan gas amonia.

    • Lantai berlubang (slatted floor) untuk memudahkan pembersihan kotoran.

    • Area terpisah untuk fase pertumbuhan (grower, finisher, induk, dan anak babi).

    • Atap tinggi (3–4 meter) dengan bahan atap reflektor panas (seng/aluminium).

  • Kapasitas:

    • Hindari kepadatan berlebih (lihat rekomendasi luas kandang pada jawaban sebelumnya).


Baca selengkapnya tentangDesain Kandang yang baik dan Menyehatkan



3. Manajemen Pakan Berkualitas

  • Fase pertumbuhan:

    • Anak babi (starter): Pakan tinggi protein (18–20%) dan mudah dicerna.

    • Grower (30–60 kg): Protein 16–18%, energi 3.200–3.400 kkal/kg.

    • Finisher (60–100 kg): Protein 14–16%, energi 3.500 kkal/kg.

  • Sumber pakan:

    • Kombinasikan jagung, bungkil kedelai, dedak, dan suplemen vitamin-mineral.

    • Gunakan pakan fermentasi atau limbah organik (ampas tahu, kulit singkong) untuk menekan biaya.

  • Frekuensi pemberian:

    • 2–3 kali sehari dengan jadwal tetap untuk melatih nafsu makan.


Baca selengkapnya tentang :
Pakan 



4. Manajemen Kesehatan

  • Pencegahan penyakit:

    • Vaksinasi wajib: hog choleraPRRS (Porcine Reproductive and Respiratory Syndrome), dan PMWS (Postweaning Multisystemic Wasting Syndrome).

    • Rutin berikan obat cacing (setiap 3 bulan).

    • Lakukan karantina 2–3 minggu untuk babi baru.

  • Kebersihan kandang:

    • Bersihkan kotoran harian dan semprot desinfektan 1–2 minggu sekali.

    • Ganti alas kandang (jerami/sekam) secara berkala.

  • Tanda babi sakit:

    • Diare, lesu, nafsu makan turun, atau gangguan pernapasan. Segera pisahkan dan konsultasi dokter hewan.

Baca Selengkapnya tentang Panduan Manajemen Kesehatan Ternak Babi

5. Pengelolaan Limbah

  • Sistem biogas:

    • Konversi kotoran babi menjadi gas metana untuk energi listrik/masak.

    • Limbah biogas bisa jadi pupuk organik cair.

  • Kompos:

    • Campur kotoran dengan serbuk gergaji atau jerami untuk pupuk padat.

  • Hindari pencemaran:

    • Jarak kandang minimal 50 meter dari pemukiman dan sumber air.


Baca Selengkapnya tentang Manajemen Limbah Ternak Babi



6. Strategi Pemasaran yang Menguntungkan

  • Target pasar:

    • Pasar tradisional, rumah potong hewan, atau industri olahan (sosis, ham).

    • Ekspor ke negara dengan permintaan tinggi (Singapura, Jepang).

  • Harga kompetitif:

    • Hitung biaya produksi (pakan, obat, tenaga kerja) dan tentukan margin keuntungan 20–30%.

  • Promosi:

    • Manfaatkan media sosial atau platform online (e-commerce pertanian).

    • Bangun kemitraan dengan restoran atau supplier daging.


7. Manajemen Keuangan

  • Hitung Break-Even Point (BEP):

    • Contoh: Jika biaya produksi Rp10 juta/bulan dan harga jual Rp20.000/kg, Anda perlu menjual 500 kg/bulan untuk BEP.

  • Pencatatan keuangan:

    • Catat pengeluaran (pakan, obat, listrik) dan pemasukan (penjualan babi, pupuk, biogas).

  • Diversifikasi pendapatan:

    • Jual pupuk organik atau biogas ke masyarakat sekitar.


8. Tips Mengurangi Risiko

  • Asuransi ternak: Lindungi investasi dari risiko kematian massal akibat wabah.

  • Hedging harga: Buat kontrak jual-beli dengan harga tetap untuk antisipasi fluktuasi pasar.

  • Bergabung dengan koperasi peternak: Akses pinjaman modal, pelatihan, dan pasar lebih mudah.


9. Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

  1. Overpopulasi: Kandang terlalu padat memicu stres dan penyakit.

  2. Pakan asal-asalan: Kualitas pakan buruk menyebabkan pertumbuhan lambat.

  3. Abai biosekuriti: Pengunjung atau alat tidak disinfeksi membawa penyakit.

  4. Sanitasi buruk: Menumpuk kotoran meningkatkan risiko infeksi.


10. Faktor Penentu Keberhasilan

  • Konsistensi: Disiplin dalam jadwal pemberian pakan dan pembersihan kandang.

  • Adaptasi teknologi: Gunakan alat semi-otomatis (feeder, nipple drinker) untuk efisiensi.

  • Pembelajaran terus-menerus: Ikuti pelatihan atau seminar peternakan modern.


Contoh Perhitungan Keuntungan

  • Modal awal: Rp50 juta (kandang, 20 bibit, pakan 3 bulan).

  • Panen: 20 babi x 100 kg = 2.000 kg.

  • Pendapatan: 2.000 kg x Rp25.000/kg = Rp50 juta.

  • Keuntungan bersih: Rp50 juta – Rp35 juta (biaya operasional) = Rp15 juta/siklus (6 bulan).


Kesimpulan

Beternak babi yang sehat dan menguntungkan memerlukan kombinasi manajemen teknis (kandang, pakan, kesehatan) dan strategi bisnis (pemasaran, keuangan). Fokus pada pencegahan penyakit, efisiensi pakan, dan inovasi pengolahan limbah akan meningkatkan profitabilitas jangka panjang

Sabtu, 08 Februari 2025

Cara Menambahkan gambar, Shape, SmartArt, dan grafik pada word document

 Pilih Icon Gambar (Pictures), shape, SmartArt atau Grafik.

Pilih salah satu yang diinginkan, kemudian klik Ok


Untuk Picture/Gambar


Untuk Shape


Untuk SmartArt


 Untuk Chart







Tutorial untuk pemula: langkah-langkah memulai bekerja dengan Microsoft Word

 1. Buka Microsoft Word

    • Klik ikon Start atau Search di Windows.
    • Cari/ketik  "Microsoft Word" dan klik untuk membukanya.

atau Klik Icon Word pada Desktop





2. Pilih Dokumen Baru
  • Pilih Blank Document untuk memulai dari awal.
  • Atau pilih Template jika ingin menggunakan format yang sudah tersedia.


3.Mengenal Antarmuka Word
  • Ribbon Menu: Berisi berbagai alat dan fitur seperti Home, Insert, Design, Layout, dll.
  • Dokumen Area: Tempat mengetik teks.
  • Status Bar: Menampilkan jumlah kata dan halaman.


4. Mengetik dan Mengedit Teks
  • Mulai mengetik di area dokumen.
  • Gunakan fitur bold, italic, underline untuk memperjelas teks.
  • Gunakan Undo dan Redo untuk mengoreksi kesalahan.




5. Menyimpan Dokumen


  • Klik File > Save As.
  • Pilih lokasi penyimpanan (PC atau cloud).
  • Beri nama file dan pilih format (.docx, .pdf, dll.).
  • Klik Save.


6. Mencetak Dokumen (Opsional)
  • Klik File > Print.
  • Pilih printer dan atur halaman yang ingin dicetak.
  • Klik Print.


Share this