Kantor Rumah Ilmu

Somewhere on Earth.

Ruang Rapat Rumah Ilmu

Somewhere on the Earth.

Ruang Press Conference Rumah Ilmu

Somewhere on Earth.

PLBN Motaain

Kab Belu NTT

Jumat, 05 Juni 2020

Menjelajahi Western Australia (bagian selatan)

Western Australia yang sering disingkat (WA) memiliki obyek wisata yang sangat banyak dan menarik, serta pengelolaannya pun sangat baik termasuk promosinya lewat media sosial, sehingga banyak dikenal oleh travellers baik dari dalam maupun luar negeri Kangguru sendiri.
Selama berada di Western Australia Puji Tuhan berkesempatan mengunjungi beberapa obyek wisata baik di bagian Utara maupun Selatan WA. Pada video ini kami mengunjungi Wilayah selatan yang termasuk Albani, Wave Rock, Esperance, dan Kalgoorlie. Namun tidak semua destinasi itu kami tampilkan dalam vidio, pada vidio lain akan kami sajikan pemandangan di tempat-tempat tersebut, mungkin dengan foto-foto di lokasi.
Ini vidio kami dalam perjalan ke Albani-->Exploring South of Western Australia

Kamis, 04 Juni 2020

A targeted investigation to demonstrate the freedom of West Timor from HPAI H5N1

Highlight

Ini adalah survei bertarget yang dilakukan pada 2013 di Timor Barat yang melibatkan 300 peternak baik unggas lokal dan unggas komersial dari 10 desa antara Agustus dan Oktober 2013.


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti bahwa HPAI H5N1 tidak ada dari West timor Swab dari kloaka dan trakea dari burung sampel diuji menggunakan Anigen Rapid test (Bionote).


Semua sampel negatif pada pengujian (0%, 95% CI: 0,0-1,8%).


Hasil ini dan bersama dengan kurangnya bukti klinis penyakit, cukup untuk menyimpulkan bahwa Timor Barat bebas dari HPAI (dengan tingkat kepercayaan tinggi 95% CI: 99.987, 100).


Abstrak
Pada awal 2004 virus avian influenza (HPAI) H5N1 yang sangat patogen menyebabkan wabah pada unggas di Indonesia. Penyakit ini pertama kali dilaporkan di Timor Barat di Bagian Timor Indonesia pada tahun yang sama, yang mengakibatkan kematian sekitar seratus ayam dari peternakan komersial dan ayam rumahan; namun tidak ada bukti penyakit yang dilaporkan di Timor Barat sejak tahun 2007.

Survei yang ditargetkan dilakukan pada 2013 di 2 Kabupaten di Timor Barat. Tiga ratus ayam kampung dan unggas komersial (292 ayam dan 8 bebek Muscovy) dari 10 desa dan 5 pasar burung hidup (LBM) disampel antara Agustus dan Oktober 2013. Penyeka kloaka dan trakea dari burung sampel diuji menggunakan Anigen® Rapid Tes (Bionote). Semua sampel negatif pada pengujian (0%; 95% CI: 0,0-1,2%). Dari hasil ini disimpulkan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi (100%, 95% CI: 99.988, 100) bahwa populasi ini tidak terinfeksi, dan hasil ini, bersama dengan kurangnya bukti klinis penyakit, mendukung kesimpulan bahwa Barat Timor bebas dari infeksi HPAI pada saat survei.

Wabah pertama penyakit pada manusia yang disebabkan oleh H5N1 terjadi di Hong Kong pada tahun 1997, dengan enam dari 18 orang yang terinfeksi meninggal (Chan, 2002). Selanjutnya pada tahun 2004 virus tersebut menyebabkan wabah besar penyakit pada unggas di Indonesia (Smith et al., 2006), Vietnam (Hien et al., 2004), Thailand (Chotpitayasunondh et al., 2005, Grose, 2004), Republik Korea, Jepang, Kamboja, dan Republik Demokratik Rakyat Laos (WHO, 2005b). Wabah tersebut dikaitkan dengan tingkat kematian yang tinggi, hingga 100%, pada unggas (WHO, 2014), serta tingkat kematian kasus (CFR) yang tinggi pada manusia (>50%) (WHO, 2005a). Di Indonesia, virus HPAI H5N1 pertama kali terdeteksi pada unggas domestik pada tahun 2003 (Sedyaningsih et al., 2007) dan pada akhir Juni 2006, virus tersebut telah terdeteksi di 27 provinsi (Kementerian Pertanian Indonesia, data tidak dipublikasikan, dikutip oleh Sedyaningsih et al., 2007). Virus tersebut dilaporkan endemik pada unggas di beberapa provinsi pada tahun 2009, dengan wabah yang sering dilaporkan di pulau Jawa dan Sumatera (Sumiarto dan Arifin, 2008). Di Indonesia HPAI tidak hanya mengakibatkan pembatasan perdagangan internasional burung hidup dan produk daging unggas, tetapi juga mempengaruhi pariwisata (Rushton et al., 2005) dan kesehatan masyarakat. Hingga tahun 2015 telah ada 199 kasus manusia yang dikonfirmasi dengan CFR 83,9% (WHO, 2016). Sebagian besar kasus pada manusia di Indonesia (76%) terkait dengan kontak dengan unggas atau produk unggas (Sedyaningsih et al., 2007). Namun, penelitian terbaru menunjukkan penularan dari orang ke orang, dengan kelompok kasus H5N1 yang terkait secara epidemiologi terjadi di antara keluarga (Kandun et al., 2008). Di Timor Barat, HPAI (H5N1) menyebabkan kematian sekitar seratus ekor ayam dari peternakan komersial dan peternakan pekarangan antara tahun 2004 dan 2006. Penyakit ini pertama kali didiagnosis pada tahun 2004 ketika lima sampel ayam dari dua peternakan berbeda dinyatakan positif pada uji penghambatan hemaglutinasi (HI) (data tidak dipublikasikan dari Dinas Peternakan Provinsi, Nusa Tenggara Timur (NTT). Smith dkk. (2006) menyatakan bahwa virus tersebut berasal dari Indonesia Barat (Jawa) melalui dua introduksi terpisah melalui pergerakan unggas dan/atau produk unggas.
Pengawasan aktif untuk H5N1 di Timor Barat pertama kali dilaksanakan pada tahun 2005, dan ditujukan terutama pada industri unggas sektor 4 (tingkat rumah tangga/pekarangan) (Azhar dkk., 2010). Pengawasan pasif juga dilakukan melalui laporan petani kepada dokter hewan lapangan tentang ayam yang mati dan diagnosis pertama penyakit ini pada tahun 2004 berasal dari petani yang melaporkan kematian pada ayam mereka ke Dinas Peternakan (Komunikasi pribadi, Drh. Cahyo Sunarno, Koordinator Program Participatory Disease Surveillance and Response (PDSR) NTT).
Hasil survei serologis yang dilakukan oleh Dinas Peternakan Provinsi di Timor Barat menunjukkan seroprevalensi HPAI pada tahun 2004, 2005 dan 2006 masing-masing sebesar 72,2% (95%CI: 66,2, 77,6), 13,2% (95%CI: 9,7, 17,4), dan 18,0% (95%CI: 10,1, 28,5). Namun, tidak ada bukti adanya penyakit yang dilaporkan sejak tahun 2007. Tidak ada bukti penyakit atau infeksi yang dilaporkan di negara tetangga, Republik Demokratik Timor Leste, sejak tahun 2005 (Amaral, 2011). Bebas penyakit di Timor Leste penting karena adanya potensi pergerakan unggas lintas batas antara kedua negara.
Sebagai respon terhadap wabah H5N1 di Timor Barat pada tahun 2004-2006, vaksinasi tidak dilaksanakan, sebagai gantinya pemotongan/pemberantasan dilakukan berdasarkan rencana strategis pengendalian Pemerintah dan peraturan pada tahun 2004 (Keputusan Direktorat Jenderal Peternakan No:17/Kpts/PD.640/F/02.04 Pedoman pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit zoonosis AI) (Direktorat Kesehatan Hewan Indonesia, 2012). Sejak kasus-kasus awal ini tidak ada kasus klinis lain yang dilaporkan di Provinsi tersebut (data yang tidak dipublikasikan dari Dinas Peternakan Provinsi, NTT). Selain pemotongan, Pemerintah menerapkan kontrol pergerakan ayam dan impor ayam dilarang dari daerah yang terinfeksi, dengan impor ayam umur sehari (DOC) hanya diizinkan dari tingkat biosekuriti tinggi, kawanan yang uji HPAI-negatif disetujui dan diperiksa oleh Pemerintah Provinsi. Tidak ada bebek umur sehari (DOD) yang diimpor ke Timor Barat. Menurut Kode Kesehatan Hewan Terestrial (OIE, 2015), suatu negara, zona, atau kompartemen dapat dianggap bebas dari infeksi pada unggas jika: infeksi virus HPAI pada unggas tidak terjadi di negara, zona, atau kompartemen tersebut selama 12 bulan sebelumnya, meskipun status virus LPAI mungkin tidak diketahui; atau berdasarkan pengawasan, virus yang terdeteksi belum diidentifikasi sebagai virus HPAI; atau jika infeksi terjadi pada unggas di negara, zona, atau kompartemen yang sebelumnya bebas, status bebas dapat diperoleh kembali tiga bulan setelah kebijakan pemusnahan dan disinfeksi diterapkan, dengan ketentuan bahwa pengawasan juga telah dilakukan selama periode tersebut.
Analisis hasil representasi terstruktur.
Analisis hasil survei representatif terstruktur dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu zona atau negara bebas dari penyakit (Martin et al., 2007). Untuk mendukung kebebasan dari HPAI, diperlukan program pengawasan yang menargetkan semua spesies yang rentan di suatu negara/zona/wilayah. Program pengawasan ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel acak yang dirancang dengan tepat atau dengan menggunakan pengawasan terarah terhadap spesies berisiko tinggi di lokasi tertentu atau burung/peternakan yang melakukan praktik berisiko tinggi (OIE, 2010). Untuk memberikan bukti bahwa HPAI H5N1 tidak ada di Timor Barat, pengawasan terarah dilakukan di daerah berisiko tinggi yang meliputi pasar burung hidup (100 sampel) dan desa-desa serta peternakan komersial (200 sampel). Hasil pengawasan ini dilaporkan dan dibahas dalam studi ini.
Wilayah studi
Timor Barat terletak di Pulau Timor, di antara Australia dan Republik Demokratik Timor Leste, dan perekonomiannya sebagian besar bersumber dari pertanian. Berdasarkan sensus hewan tahun 2013, unggas mewakili 90% dari total populasi ternak di Timor Barat (Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur, 2013). Ayam kampung/pekarangan, ayam pedaging dan petelur, dan bebek merupakan jenis unggas yang paling umum dipelihara oleh rumah tangga di Timor Barat. Hasil komersial
Semua sampel usap negatif pada pengujian dengan uji cepat Anigen® (0%; 95% CI: 0,0–1,2%). Satu sampel di Naitimu memberikan hasil yang tidak valid dan karenanya diuji ulang. Pada pengujian ulang, hasilnya negatif. Probabilitas mendeteksi 0 sampel positif dalam sampel sebanyak 300 dari populasi yang terinfeksi dengan prevalensi 20% dalam populasi sebanyak 10.000 adalah 0,0000 (95%CI: 0,0000–0,0122). Akibatnya dapat disimpulkan dengan tingkat keyakinan yang tinggi (1,0, 95%CI: 0,9878, 1,0) bahwa populasi ini
Pembahasan
Pengawasan tertarget didefinisikan sebagai pendekatan pengambilan sampel di mana sampel (hewan atau lokasi) dipilih secara khusus untuk pengujian (Williams et al., 2009). Bentuk pengawasan ini meningkatkan probabilitas mendeteksi infeksi, jika ada. Dalam penelitian ini, area berisiko tinggi meliputi pasar dan peternakan unggas komersial dan pekarangan belakang. Peternakan di halaman belakang (ayam kampung) telah terbukti memainkan peran penting dalam penularan HPAI H5N1 di Thailand (Tiensin et al., 2005) dan LBM juga telah
Ucapan Terima Kasih
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada para peternak unggas di distrik-distrik yang disurvei di Timor Barat atas keterlibatan mereka dalam penelitian ini; Dinas Kesehatan Hewan Provinsi NTT atas bantuan dan dukungan mereka selama pengumpulan data lapangan; dan Direktorat Pendidikan Tinggi Indonesia atas pemberian Beasiswa Pascasarjana kepada penulis utama. Makalah ini merupakan bagian dari tesis yang diajukan oleh penulis utama untuk mendapatkan gelar doktor di Universitas Murdoch.

Cara Mensitasi (How to cite this paper):
Bulu, P.M., Robertson, I.D. and Geong, M., 2018. A targeted investigation to demonstrate the freedom of West Timor from HPAI H5N1. Preventive veterinary medicine150, pp.47-51.

Artikel lengkap dapat dilihat disini-->>A targeted investigation to demonstrate the freedom from H5N1


Senin, 23 Maret 2020

Kisi-Kisi soal UTS TPT 2020

Kisi-kisi soal uts dari Dr Petrus Malo Bulu dalam dilihat pada link berikut:

Download disini-->Kisi-Kisi Soal UTS TPT 2020

Jumat, 20 Maret 2020

Mata Kuliah Fisiologi Umum

Materi Kuliah Fisiologi Umum
Untuk Mahasiswa Semester II Keswan Politani Negeri Kupang
Untuk kalangan Sendiri

Pertemuan I dapat didownload di sini-->Sistem Pernafasan

Pertemuan II dapat didownload di sini-->Darah dan Sistem Sirkulasi Darah

Pertemuan III dapat didownload di sini-->Sistem koordinasi Syaraf

Selamat Belajar

Dr.Drh. Petrus Malo Bulu, MVSc


Selasa, 17 Maret 2020

Materi Kuliah Metode Penelitian

Untuk Kepentingan Internal
Mahasiswa TPT Politani Kupang
Materi dapat diunduh pada link di bawah ini

Materi 1 download disini-->Pengumpulan Data

Materi 2 download disini-->Pembuatan Kuisioner

Materi 3 download disini-->Metode Sampling

Materi 4 download disini-->Rumus-Rumus Sampling

Materi Kuliah Penyakit Viral Semester 4

Materi kuliah ini untuk dipergunakan secara pribadi oleh mahasiswa semester 4 PS Keswan Politani Negeri Kupang
Untuk Kepentingan Internal

Materi Kuliah dapat didownload pada link di bawah ini

Pertemuan I download di sini -->Pertemuan I Pendahuluan

Pertemuan II download di sini -->CSF

Pertemuan III download di sini -->PRRS

Pertemuan IV download di sini -->Swine Influenza

Pertemuan V download di sini -->TGE



Minggu, 15 Maret 2020

Mata Kuliah Penyuluhan PS TPT

Pokok Bahasan MK Penyuluhan PS TPT
Silahkan download materi kuliah berikut ini untuk 4 kali pertemuan.
1. Sumber Materi Penyuluhan
Download disini--> Sumber Materi Penyuluhan
2. Sasaran, Waktu dan Tempat Penyuluhan
Download disini-->Sasaran, waktu dan Tempat Penyuluhan
3. Materi Penyuluhan
Download disini--> Materi Penyuluhan
4. Media Penyuluhan
Download disini--> Media Penyuluhan

Share this